Putut Jantaka seorang pendeta, yang mempunyai sernbilan anak berupa binatang:1) tikus putih bernama tikus Jinada; 2). babi hutan bernama celeng Demalung; 3). kera bernama Kutila Pas; 4). kerbau Andanu (kerbau hutan) bernama Kalamurti; 5). sapi gumarang bemama Kalasrenggi; 6) menjangan benama Randi; 7). Kijang bernama kijang Ujung 8 ) bulus bernama bulus Pas , dan 9). kura-kura bernama kura-kura Greges.
Sembilan anak ini meminta makan pada bapaknya, karena itu Putut Jantaka amat susah dalam hatinya. Makanan apakah yang akan diberikannya pada anak-anak yang begitu banyaknya. Dan kalau tidak diberinya, niscayalah semua akan merusak tanaman-tanaman orang. Maka Putut Jantaka menghadap pada raja di Purwacarita, Seri Maharaja Kano, dan mohon kemurahan baginda. Kemudian raja itu memberikan makanan pada binatang-binatang itu, dan dengan janji yangan merusak tanaman kepunjaan orang-orang tani. Tapi ternyata mereka itu tak mengindahkannya maka segala binatang itu dimusnahkanlah oleh seorang pesuruh Dewa, hingga binatang-binatang itu lenyap karenanya.
BENTUK WAYANG
Jantaka bermata pelelengan putih, hidung bentuk haluan perahu, mulut terbuka, bergigi dan bertaring. Berketu udeng, sedikit jamang dan sunting, sekar kluwih panyang. Bergelang dan berkroncong. Berbaju pendek, kain rapekan tentara. Tangan hanya bergerak yang hadapan. Berselendang, sebagai tanda bahwa ia seorang pendeta.
Sedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo.