GARUDA, MAHAMBIRA berwujud burung raksasa, salah satu dari tujuh ‘saudara tunggal Bayu’ yang memiliki sifat-sifat mirip Batara Bayu, dewa penguasa angin. Diantara tujuh saudara ‘tunggal Bayu’ itu, yang terkenal adalah Bima, Anoman, dan Gajah Situbanda. Dalam kedudukannya sebagai ‘tunggal bayu’ Garuda Mahambira mewakili nafsu kuning.
Didalam Kitab Adiparwa, bagian awal dari Mahabarata menceritakan bahwa nenek moyang Garuda adalah seorang permaisuri bernama Winata. Winata ini pernah kalah bertaruh dengan madunya bernama Kadru sehingga dia menjadi budaknya. Garuda ingin menunjukkan baktinya kepada ibunya. Dengan kekuatannya Garuda merebut Tirta Amerta yang dikuasai para dewa guna menebus ibunya yang menjadi budak. Garuda ini karena keperkasaan dan kekuatannya kemudian dijadikan kendaraan oleh Dewa Wisnu. Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali menggambarkan adegan Dewa Wisnu yang mengendarai garuda. Patung itu sarat makna, perpaduan antara kebijaksanaan dan keperkasaan.